Google, search engine dengan nilai
assets sebesar US$133 milyar per Maret 2015, dengan laba bersih sepanjang
tahun 2014 sebesar US$14.5 milyar atau setara dengan kurang lebih Rp. 188
triliun (Sumber: Google Financial Statement).
Dari mana kah Google mendapatkan laba bersih $14.5 milyar per tahun tersebut?
Google tidak menjual properti yang sedang hot beberapa tahun terakhir ini yang
nilainya mahal puluhan atau bahkan ratusan milyar per unit nya, tidak juga
menjual mobil, atau kapal, atau pesawat terbang yang harganya setinggi langit.
Sejatinya, Google adalah perusahaan penyedia jasa iklan, Google hanya jualan
iklan saja, meskipun belakangan ini Google melakukan ekspansi ke beberapa
bidang lainnya, tetapi main business dari Google adalah: iklan.
Ada 2 sumber utama revenue bagi Google yaitu:
- Google AdWords (Website milik Google): Yaitu
iklan yang di pasang di website milik Google sendiri seperti Google.com, Google.co.id,
Google.co.uk, Youtube, dan sebagainya.
- Google Adsense (Website milik orang lain): Yaitu
iklan yang di pasang di website yang bukan milik Google, jadi Google
menjual jasa iklan kepada orang lain on behalf of pemilik website
tersebut.
Cara Google AdWords
Menghasilkan Duit Bagi Google
Contoh Google AdWords itu misalnya:
Ketika kita search dengan keywords “rumah bekas
jakarta”, Google akan menampilkan website yang berkaitan dengan apa yang
penulis cari, dan kemudian Google tambahkan beberapa iklan dari hasil search
tersebut. Iklan tersebut di tandai dengan tulisan “Ad” berwarna kuning. Jadi,
Google menampilkan apa yang users cari, sekaligus memberikan iklan yang relevan
dengan apa yang di cari.
Google Adwords adalah senjata pamungkasnya Google. Jadi, dari
contoh di atas ada beberapa iklan website yang menjual rumah bekas, mereka
kita sebut advertisers yaitu perusahaan yang menggunakan jasa Google
untuk memasang iklan. Para advertisers ini akan pasang harga bid, dan
yang bid dengan harga paling tinggi, websitenya akan muncul paling atas.
Apabila users misalnya penulis click pada salah satu dari iklan tersebut, maka
advertisers harus membayar kepada Google sesuai dengan harga bid yang di pasang
misalnya setiap 1 kali click, Google di bayar $0.5 oleh advertiser.
Pada saat browsing kira-kira
ada 49.510 Google search per detik yang di lakukan oleh orang di seluruh dunia
(Sumber: Internet Live Statistics),
atau setara 4.3 milyar search per hari. Andaikata hanya 1% saja dari total
search tersebut yang click pada iklan Google Adwords, dan andaikata per click
Google di bayar $0.5, maka per hari Google mencetak kurang lebih $21 juta, atau
$7.8 milyar per tahun, dan seluruh revenue ini masuk ke kantong Google
karena ini website milik Google sendiri.
Dengan metode bid atau auction
(lelang), Google mendapatkan highest possible price yang rela di bayar oleh
advertisers. Seandainya Google memasang tarif sendiri misalnya sekian dollar
per click, bagi yang merasa terlalu mahal barangkali tidak jadi pasang iklan di
Google karena tidak sanggup atau tidak masuk hitung-hitungan bisnisnya, dan
bagi yang merasa terlalu murah artinya Google kehilangan revenue dari situ
karena sebenarnya mereka rela untuk membayar lebih mahal. Jadi, metode bid
merupakan strategi yang sangat bagus dari Google untuk mendapatkan revenue yang
terbaik dari market. Google menggunakan algoritma lelang yang kompleks untuk
memilih “highest price” dan “most relevant” bid dari advertisers untuk di
tampilkan di halaman utama (algoritma itu mereka sebut dengan
istilah Ad Rank).
Cara Google Adsense Menghasilkan
Duit Bagi Google
Untuk memperluas jangkauannya dalam
memasang iklan dan menambah stream of revenue, Google bekerja sama
dengan orang lain yang memiliki halaman website sendiri atau kita sebut
dengan publishers. Mekanisme kerja sama yang di lakukan adalah revenue
sharing, di mana publishers akan mendapatkan (biasanya) 68% dari uang yang
di bayarkan oleh advertisers per click, sehingga sisa 32% akan di terima oleh
Google. Jadi, Google mendapatkan 32% dari revenue atas website yang bukan
miliknya sendiri (tidak di kelola oleh Google). Dan Google telah memiliki
program AdWords yang memasang iklan di websitenya sendiri, jadi Google telah
memiliki customers base, sehingga Google dapat menjual program Adsense ini
kepada customers atau adverisers yang sama.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmptbuaAlhQPtQ9s4QvQwdgkW7LORig5gZEPjWgszn-7lQeIEUFAqPv3QqZEHSr-dN9fldMrTErAli7iVTZ5D5PaDg9H7rcalloaQ8DfKgyGbETkACuDhxBHntveR7lDkQyK8M3t7xYpB7/s320/3.jpg)
Gambar di atas ini adalah screen capture contoh Google
Adsense di halaman investopedia. Investopedia adalah website yang berisi
artikel terkait finance dan investasi dan di bangun oleh orang Canada
(established tahun 1999, Investopedia kemudian di beli Forbes dan kemudian di
jual kepada ValueClick pada 2010 dengan transaksi penjualan $42 juta;
sumber: Wikipedia). Website orang asing, tetapi bisa
ada iklan forex dalam bahasa Indonesia di bagian atas website tersebut. Karena
mereka tau, pengunjung websitenya (penulis) adalah orang Indonesia (di ketahui
dari IP Address nya), dan penulis mengunjungi website Investopedia, tentunya
penulis adalah orang yang tertarik dengan hal-hal berbau investasi,
sehingga mereka sodorin iklan Forex. Apabila kita tutup halaman website
tersebut, kemudian kita buka lagi, iklan yang muncul bisa saja berbeda-beda,
misalnya berikutnya yang muncul adalah iklan Agoda, dan sebagainya.
Sama seperti dalam berdagang, yang
menghasilkan duit lebih banyak akan mendapatkan perhatian dan treatment
lebih bagus. Premium publishers atau publishers yang websitenya terkenal,
memiliki banyak traffic, akan mendapatkan perlakuan khusus dari Google. Karena
semakin banyak pengunjung sebuah website, kemungkinan iklan Adsense di klik
oleh users semakin besar dan semakin banyak, dan semakin besar pula revenue
yang akan di terima oleh Google dari advertisers.
Selain di bayar per click, Google
juga di bayar dengan metode CPM (Cost per Mille), yaitu misalnya
advertisers memiliki target website tertentu yang ingin dia pasang
iklannya, maka per 1.000 kali iklannya tampil di website target tersebut,
advertisers akan membayar kepada Google sekian dollars, dan Google akan membagi
revenue nya dengan publishers.
Sumber Penghasilan Google by Segment
Data di atas yang diambil dari financial highlight nya Google, pie chart
tersebut menunjukkan revenue Google berdasarkan segment produk. Jadi, 90%
dari revenue Google pada tahun 2014 masih bersumber dari iklan yaitu AdWords
dan AdSense. Revenue atau laba kotor dari produk AdSense pada tahun 2014
adalah sebesar $13.9 milyar (sumber: Revenue AdSense) dan memberikan kontribusi 22%
terhadap total revenue Google. Google menerima 32% dari program
AdSense, artinya nilai market dari Google AdSense adalah $43.4 milyar per
tahun, dan publishers mendapatkan 68% atau kurang lebih $29.5 milyar per
tahun dengan menampilkan iklan Google di website mereka. Andaikata ada 1
juta website yang bermain di AdSense, dan 90% dari total traffic adanya di
10% dari website yang ada, yaitu 100.000 website, maka masing-masing dari
website yang ramai pengunjung tersebut menghasilkan $265,000 per tahun
atau kurang lebih Rp. 3,5 milyar per tahun.
Sekarang kita lihat apa saja isi
yang 10% tersebut (Other Revenues). Karena dari revenue Google, AdWords tumbuh
rerata 20% per tahun, AdSense pertumbuhannya lebih lambat hanya 7% pada tahun
2014, dan yang menakjubkan adalah other revenues yang tumbuh 135% pada tahun
2013, dan 43% pada 2014.
Other revenues mencakup penjualan
aplikasi dan media dari Google Play. Jadi, Android boleh gratis, tetapi
aplikasinya berbayar. Kemudian sumber revenue lainnya adalah dari penjualan
hardware misalnya smartphone Google Nexus, selain itu Google juga penyedia
layanan data, dan lain sebagainya.
Google Chrome
Kenapa Google menghabiskan uang untuk menciptakan
Google Chrome? Karena alasan strategis:
- Dengan Google Chrome –> Google
Search akan menjadi default search engine.
- Sehingga Google tidak harus share revenues.
Apabila pengguna menggunakan misalnya Firefox, maka Google harus
membagikan keuntungan dengan Firefox.
- Google collect data profile pengguna untuk
menyajikan iklan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, Google men track
behavior pengguna melalui Google Chrome, bahwa pengguna ini misalnya
penulis suka berkunjung ke website terkait traveling “misalnya”, maka
ketika penulis membuka website yang memiliki kerja sama dengan Google
melalui program AdSense, misalnya Investopedia, Google akan mem-push iklan
terkait traveling misalnya Agoda, atau Booking.com, dan sebagainya.
Android
- Android mendorong pengguna untuk menggunakan
produk Google, misalnya Google Chrome, YouTube, Gmail, Google Play, Google
Search, dan sebagainya.
- Menjaga agar kompetitor tidak mendapatkan posisi
strategis tersebut, karena semua aplikasi mobile selalu bernaung di bawah
operating system. Seandainya saja kebanyakkan smartphones menggunakan
operating system dari Microsoft, maka pasti Microsoft akan push users
untuk menggunakan search engine punya Microsoft yaitu Bing, dan Google
akan kehilangan market shares dan revenue.
- Aplikasi: yaitu penjualan iklan dan aplikasi
lewat Google Play.
YouTube
Revenue yang di dapatkan melalui YouTube sebenarnya
termasuk kategori AdWords yaitu revenue yang di hasilkan dari website milik
Google sendiri, dan iklan-iklan di YouTube juga ada beberapa kategorinya yang
tidak akan kita bahas mendetail di sini.
Jadi, sebenarnya YouTube bukan lah kontributor atas
10% other revenues, hanya saja ada beberapa poin menarik dari YouTube. Akuisisi
YouTube merupakan contoh akuisisi sinergi yang sangat bagus.
- Google telah memiliki relationship dengan jutaan
advertisers sebelum akuisisi YouTube. YouTube sendiri tidak memiliki
customer base sebesar itu, hanya saja YouTube memiliki traffic dan
pengguna yang jumlahnya sangat besar, dan trend nya akan terus berkembang
seiring dengan semakin baiknya infrasatruktur telekomunikasi di mana akses
data semakin mudah dan cepat (untuk streaming video online).
- Sehingga berikutnya setelah memiliki YouTube
adalah, Google pump in iklan dari advertisers. Iklan di YouTube cukup
mahal, tetapi masih lebih murah jika dibandingkan dengan iklan di TV.
- Competitive benefit atau value yang di
miliki oleh YouTube adalah apabila seseorang tidak ingin menonton iklan
tersebut, maka user tersebut tinggal skip iklannya, sehingga
advertisers tidak perlu membayar kepada penyedia jasa iklan. Berbeda kalau
advertisers memasang iklan di tv, kalau orang tidak buka tivi atau kalau
orang sedang sibuk dan pergi membuat kopi saat iklan, orang tersebut tidak
menonton iklan tersebut, tetapi advertisers tetap harus bayar kepada
stasiun TV.
- Dengan akuisisi YouTube, Google seolah-olah
menjadi lowcost provider untuk video based advertisement yang
biasanya hanya ada di TV.
Dengan keadaan Google sekarang, Google memiliki
beberapa competitive advantage:
- Barrier to entry semakin besar bagi pemain baru
di bidang yang sama, karena Google telah memiliki relationship yang baik
dengan jutaan advertisers dan publishers.
- Semakin banyak orang menggunakan google, semakin
banyak advertisers yang rela untuk masang iklan, dan semakin banyak
advertisers memasang iklan, semakin banyak orang bid di Google,
maka semakin banyak uang yang dihasilkan oleh google.
- Semakin banyak uang yang bisa dihasilkan google,
semakin banyak yang dapat Google invest di R&D untuk improve
google products dan google search, dan dengan products yang semakin bagus
dan terus menerus di improve, kompetitors dan pemain baru memerlukan
effort yang cukup besar juga untuk bisa mengikuti gerakannya Google.
Sepanjang tahun 2014, Google spend $9.6 milyar hanya untuk R&D, dan
mereka memiliki 24 team yang berbeda-beda untuk riset.
Digging the Moat atau Menggali Parit
Kata ini di kutip dari Warren Buffett,
beliau mengatakan bahwa bisnis yang bagus dengan return yang tinggi
ibarat sebuah istana. Bisnis yang lain akan berusaha untuk mencuri istana
anda, jadi sebaiknya anda bikin parit di sekeliling istana untuk melindungi
diri anda. Google menggali dan memperbesar paritnya untuk
menjaga bisnis intinya.
Di pusat ada google search, yaitu ada adwords program,
di mana google membangun dan memiliki relationship dengan jutaan advertisers.
Yang di mana kemudian Google manfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi
advertisersnya melalui program Google AdSense. Google kemudian membangun
Google Maps dan Google Chrome dengan tujuan untuk menampilkan iklan yang
tepat sasaran sehingga iklan yang di tampilkan menjadi lebih valuable bagi
rekanan advertisers nya. Dengan demikian Google AdSense menjadi lebih bernilai
di bandingkan dengan kompetitor Google yang tidak memiliki atau menyediakan
browser untuk menganalisa users behavior.
Selangkah lebih jauh lagi, dapat kita lihat Google
mengakuisisi YouTube, menciptakan Blogger, untuk menghasilkan lebih banyak
traffic. Karena semakin besar traffic adalah semakin besar revenue bagi Google
(Berbeda kalau bagi operator telekomunikasi, semakin besar traffic, spending
untuk membangun infrastruktur semakin besar, dan tidak mudah untuk menaikkan
tarif ke pelanggan). Kemudian, Google menciptakan consumer products seperti
ChromeBook, Google Nexus, di mana produk tersebut memanfaatkan nama besar
Google, dan dari sisi sebaliknya, dari consumer produk yang terjual, Google
mendorong users untuk terus memakai produk dari Google seperti YouTube, Google
Search, Chrome, dan lain sebagainya.
Seandainya saja Google tidak melakukan ekspansi,
menggali parit, dan hanya bertahan dengan Google Search,
sementara competitors yang lain melakukan hal yang saat ini di lakukan
oleh Google, misalnya menciptakan browser yang bagus, atau membeli Android,
atau menciptakan jaringan semacam blogger untuk menciptakan lebih banyak
publishers, dan kemudian mendorong users untuk menggunakan search engine
mereka, maka Google mungkin sudah dalam keadaan berat saat ini.
Di luar dari itu, Google juga merambah bisnis berbasis
komisi seperti misalnya:
- Google Flight Search: untuk mencari tiket pesawat
terbang, kalau untuk Indonesia penulis coba lihat, harga dari Google
kurang kompetitif, mungkin belum mereka seriuskan di situ.
- Google Hotel Search.
- Google Compare: untuk membandingkan produk,
misalnya asuransi mobil, ketika users menggunakan jasa Google untuk
compare suatu produk dan deal, maka Google akan mendapatkan komisi.
- Google Shopping.
Freemium
Freemium adalah model bisnis di mana Google menawarkan
fitur basic kepada pengguna dengan batasan tertentu, dan kemudian pengguna
harus membayar untuk mendapatkan fitur extra. Misalnya:
- Google Drive
- Google Analytics: Google analytics adalah engine
dari Google yang melakukan analisa, misalnya anda memiliki sebuah website,
dan anda ingin tau berapa banyak traffic yang di dapat, dari mana traffic
tersebut berasal, apa yang orang cari sehingga sampai mendarat di website
anda, dan lain sebagainya. Premium Google Analytics di tawarkan oleh
Google dengan harga $150,000 per tahun. Analytic penting bagi business
owner, misalnya dengan bisa mendapatkan behavior dari masyarakat,
penjual bakso dapat mengetahui misalnya masyarakat di daerah ini sukanya
bakso ikan, masyarakat daerah ini sukanya bakso sapi, yang ini suka pedas,
yang itu suka manis, sehingga penjual dapat menawarkan produk yang tepat
kepada orang yang tepat.
Jadi, sementara kita menggunakan produk dari Google dengan
nyaman, tanpa kita sadari sebenarnya pemilik Google tersenyum ceria karena
mendapatkan uang dari situ. China; negara komunis, tidak ingin kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tersebut, sehingga mereka
blokir Google dan mereka ciptakan search engine mereka sendiri: Baidu.
Saat ini, Google masih rajanya search engine dengan market share global sekitar
70%. (Sumber: Netmarketshare)
Sumber:
https://bangliman.wordpress.com/2015/07/03/bagaimana-cara-google-menghasilkan-uang/