Minggu, 29 Oktober 2017

CARA MENDAPATKAN OMSET BANYAK DARI TOKOPEDIA

Salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan yang banyak dengan cara yang mudah yaitu jualan online menggunakan Market Place yang namanya sudah sangat terkenal yaitu, di TOKOPEDIA.

TIPS DAN TRIK JUALAN DI TOKOPEDIA:
1.             Kalo pesaing anda menawrkan harga yang lebih murah, dari anda, buatlah kata kunci yang menarik dan berbeda dari pesaing anda.
2.             berilah penjelasan yang detail mengenai produk yang anda jual. berilah data yang spesifik agar para konsumen tidak usah bingung jika ingin beli produk di toko anda.
3.             Berikanlah kata-kata seperi " Awas tertipu barang murahan, kami jamin barang kami 100% Original. Tidak menjual barang palsu atau KW. Uang kembali jika barang kami palsu! Money back guarantee :) ".
4.             Pada gambar berikanlah sticker ORIGINAL.
KEUNTUNGAN JUALAN DI TOKOPEDIA:
1.             Untuk jualan di Tokped GRATIS tanpa dipungut biaya apapun.
2.             Cenderung dipercaya karena pembayarannya melalui rekening bersama. Jadi uang yang dikirim dari konsumen akan masuk ke rekening Tokopedia. Setelah barang yang anda kirim ke alamat tujuan, maka uang yang tadinya ada di Tokopedia akan dikirim langsung ke rekening anda/si penjual.
3.             Mendapat fasilitas marketing tambahan dari Tokopedia.
KERUGIAN JUALAN DI TOKOPEDIA:
1.             Harga cenderung hancur-hancuran. Karena saat berjualan di Tokopedia otomatis banyak kompetitor yang menjual produk yang sama dengan harga yang sama bahkan leboh rendah. Dengan itu banyak tantangan penjual untuk menjual dengan harga miring agar barang yang dijual diminati oleh konsumen dan tidak terkalahkan oleh pesaing lain.
2.             Database konsumen menjadi milih Tokopedia.
3.             Tidak bisa memantau optimasi dari iklan facebook kita karena pixel FB kita tidak tertrigger di Tokopedia
Sumber: https//www.youtube.com/watch?v=b-4QmapZdVM

Kamis, 26 Oktober 2017

Cara Mencari Supplier di Toko Online dengan Harga Termurah


Jika Anda memiliki toko online/online shop, maka jelas Anda harus mencari harga yang paling murah karena harga inilah yang nantinya akan menentukan seberapa besar potensi dan profit yang bisa Anda hasilkan. Sebenarnya mencari supplier “harga termurah” tidak selalu menjadi hal yang paling penting dalam berjualan, karena apa yang jauh lebih penting adalah kualitas pelayanan supplier tersebut baik terhadap buyer dan juga reseller.
Ada 3 metode yang biasanya saya gunakan, disini akan saya urutkan mulai dari yang paling efektif (biasanya termurah) yaitu:
1. Mencari melalui marketplace
Jika ingin mencari harga termurah sudah jelas kita tidak bisa lepas dari 2 raja marketplace tanah air tercinta yaitu Tokopedia dan Bukalapak. Semua orang mungkin sudah tahu kalau disinilah tempat mencari harga termurah secara online, karena marketplace ini adalah sarang berkumpulnya semua supplier/tangan pertama/distributor/importir di Indonesia.
Selain itu berdasarkan pengalaman saya, biasanya harga termurah lebih sering saya temukan di Tokopedia daripada di Bukalapak (ini hanya referensi saya pribadi), mungkin karena di Tokopedia kita bisa melakukan dropship maka supplier pun berlomba-lomba memberikan harga yang terbaik untuk para resellernya.
Namun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan seperti:
  • Kondisi barang yang dijual apakah masih bagus atau tidak. Pastikan Anda membaca keterangan produk yang diberikan penjual, jika informasinya kurang lengkap silahkan bertanya melalui kolom diskusi untuk kejelasan lebih lanjut. Terkadang mereka memasang harga murah namun spesifikasi atau keakuratan produknya tidak sesuai dengan yang diharapan, karena itu lihatlah juga reputasi tokonya dan review dari penjualan-penjualan sebelumnya.
  • Catatan/keterangan tambahan toko tersebut. Apakah produk bisa diretur jika ternyata tidak sesuai harapan dan bagaimana harus mengklaim kebijakan returnya? Ada baiknya Anda membaca dulu peraturan/rules masing-masing toko supaya lebih nyaman dalam berbelanja. Hindari toko-toko yang hanya memasang harga termurah, namun reputasinya tidak jelas, keterangan produknya tidak lengkap, reviewnya buruk, terlebih tidak ada informasi tambahan seperti kebijakan toko atau lokasi toko.
  • Rekam jejak penjualannya. Jika produk yang ingin kita beli di toko tersebut sudah pernah terjual beberapa kali, maka mudah bagi kita menilai penjual karena sudah ada review dari pembeli sebelumnya, namun terkadang ada juga produk termurah yang penjualannya masih nol (zero sales), bukan berarti tidak ada penjualan berarti produknya buruk (mungkin saja produknya baru dipasang/dijual), Anda bisa melihat rekam jejak dari penjualan produk-produk lainnya dan sekaligus menilai cara pemilik toko melayani pembelinya, terlihat mana penjual yang berkualitas dan tidak dari cara mereka merespon customernya. Sebaiknya hindari toko yang tidak pernah/malas merespon pembelinya.
Kenapa saya taruh ini di no.1, karena memang faktanya saya selalu menemukan harga termurah dikedua marketplace ini dalam kategori/produk apapun. Baik sebagai importir, reseller, ataupun pembeli tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia harga yang paling murah mayoritas selalu ada di kedua marketplace tersebut.
Jadi jika ingin mencari supplier harga termurah untuk online shop Anda maka sudah pasti minimal Anda harus cek terlebih dahulu harganya di Tokopedia dan Bukalapak.
2. Mencari melalui website resmi distributor
Dalam rantai distribusi biasanya ada 4 tingkat yaitu:
  1. Produsen
  2. Importir / master distributor (MD)
  3. Distributor
  4. Reseller / dropshipper
Untuk produk-produk lokal kita harus mencari dari akarnya (produsen) untuk mendapatkan harga termurah, sedangkan untuk produk luar negeri kita harus mencari importirnya atau master distributornya (kecuali Anda mau impor sendiri). MD (master distributor) inilah yang nantinya menyuplai stok/produknya kepada toko-toko distributor/reseller disekitar kita.
Perlu diperhatikan bahwa biasanya produsen/importir/MD hanya mau menerima seller yang mengambil barang secara kuantiti (dalam jumlah banyak), artinya Anda harus menyetok barang tersebut (menjadi distributor) sehingga mau tidak mau harus keluar modal, dan untuk reseller/dropshipper toko online kemungkinan akan sangat sulit untuk bisa bernegosiasi dengan mereka.
Ada juga sistem konsinyasi (titip jual) dimana Anda bisa mengambil barangnya terlebih dahulu jadi semacam dititipkan dan Anda hanya perlu membayar jika produknya laku (kalau tidak ya tinggal dibalikin), namun hampir tidak ada supplier/importir yang mau menerima sistem seperti ini apalagi jika Anda hanya distributor/seller kecil-kecilan, sistem konsinyasipun biasanya hanya terjadi antara pihak/orang dalam yang memang sudah kenal baik dengan importirnya karena biar bagaimanapun pastinya importir ingin menjual produknya secara beli putus kepada reseller-resellernya.
Cara mencari harga termurah melalui website resmi adalah dengan googling produk/brandnya atau langsung mengunjungi situs resmi perusahaannya. Misal saya ingin mencari master distributor untuk produk Razer di Indonesia, maka saya tinggal masuk ke website resmi Razer yaitu Razerzone.com atau bisa juga dengan meng-googling produknya dengan kata kunci “Razer”, maka hasilnya kita pasti akan diarahkan ke website resmi Razer.
Lalu setelah masuk ke websitenya kita harus mencari daftar importir/master distributornya, biasanya daftar distributornya ada dihalaman “store”, “reseller”, “agent” atau “retailer”.
Pada website resmi Razer daftarnya ada di halaman https://www.razerzone.com/store-finder, setelah itu kita bisa langsung mencari toko yang berada didekat lokasi kita, misal saya ketemu salah satu yang ada di Jakarta yaitu Digicomp di Mangga Dua Mall, maka saya akan googling tentang “Digicomp” apakah MD/importir tersebut memiliki website/toko online/channel sosial media/marketplace, jika ketemu kontak nomor telepon/email biasanya saya akan menghubungi mereka dan menawarkan diri untuk menjualkan produknya.
Catatan: tidak semua importir/MD memiliki toko online baik di marketplace (Toped/BL), website sendiri maupun sosial media, karena itu ada beberapa supplier yang mau tidak mau harus kita datangi tokonya (secara fisik) supaya kita bisa mendapat harga termurah untuk produk tersebut.
Perlu diperhatikan juga bahwa biasanya importir ini hanya mau menerima distributor besar seperti toko-toko terpercaya atau e-commerce yang memang terlihat meyakinkan (profesional) dalam kategorinya masing-masing. Karena itu pastikan Anda memiliki portofolio/sesuatu yang bisa meyakinkan mereka untuk mau menjual produknya di toko online Anda (alternatif lainnya adalah beli putus dengan harga reseller).
3. Mencari melalui situs pembanding harga
Saya taruh di no. 3 karena sebenarnya cara ini sedikit kurang akurat dibandingkan kedua cara sebelumnya, ini adalah cara terakhir mencari toko online harga termurah jika Anda masih belum menemukan referensi dari kedua cara sebelumnya.
Gunakan beberapa situs pembanding harga online seperti:
Biasanya harga-harga yang dibandingkan situs pembanding harga hanyalah produk-produk brand resmi dari e-commerce yang resmi pula seperti dari Blibli, Elevania, dan Lazada, sehingga produk dari merchant yang membuat toko onlinenya sendiri (baik website, sosial media, FJB, dll) kemungkinan tidak terdaftar dalam list harga yang mereka sajikan.
Karena itu situs pembanding harga saya jadikan opsi terakhir dalam mencari harga termurah.

Itulah ketiga cara yang biasanya saya gunakan untuk mencari toko/toko online dengan harga yang paling murah di Indonesia, saya rasa ketiga cara tersebut masih relevan hingga hari ini terutama marketplace seperti Toped dan BL.
Jadi untuk Anda yang ingin mencari supplier termurah maka silahkan cek Tokopedia/Bukalapak, cek website resmi produsen/brand bersangkutan, dan langkah terakhir gunakan situs pembanding harga untuk menemukan supplier dan harga terbaik untuk toko online Anda.

Sumber: http://solusik.com/cara-mencari-harga-termurah/

Cara Google Mendapatkan Uang

Google, search engine dengan nilai assets sebesar US$133 milyar per Maret 2015, dengan laba bersih sepanjang tahun 2014 sebesar US$14.5 milyar atau setara dengan kurang lebih Rp. 188 triliun (Sumber: Google Financial Statement). Dari mana kah Google mendapatkan laba bersih $14.5 milyar per tahun tersebut? Google tidak menjual properti yang sedang hot beberapa tahun terakhir ini yang nilainya mahal puluhan atau bahkan ratusan milyar per unit nya, tidak juga menjual mobil, atau kapal, atau pesawat terbang yang harganya setinggi langit. Sejatinya, Google adalah perusahaan penyedia jasa iklan, Google hanya jualan iklan saja, meskipun belakangan ini Google melakukan ekspansi ke beberapa bidang lainnya, tetapi main business dari Google adalah: iklan.
Ada 2 sumber utama revenue bagi Google yaitu:
  1. Google AdWords (Website milik Google): Yaitu iklan yang di pasang di website milik Google sendiri seperti Google.com, Google.co.id, Google.co.uk, Youtube, dan sebagainya.
  2. Google Adsense (Website milik orang lain): Yaitu iklan yang di pasang di website yang bukan milik Google, jadi Google menjual jasa iklan kepada orang lain on behalf of pemilik website tersebut.
Cara Google AdWords Menghasilkan Duit Bagi Google
Contoh Google AdWords itu misalnya:


Ketika kita search dengan keywords “rumah bekas jakarta”, Google akan menampilkan website yang berkaitan dengan apa yang penulis cari, dan kemudian Google tambahkan beberapa iklan dari hasil search tersebut. Iklan tersebut di tandai dengan tulisan “Ad” berwarna kuning. Jadi, Google menampilkan apa yang users cari, sekaligus memberikan iklan yang relevan dengan apa yang di cari.

Google Adwords adalah senjata pamungkasnya Google. Jadi, dari contoh di atas ada beberapa iklan website yang menjual rumah bekas, mereka kita sebut advertisers yaitu perusahaan yang menggunakan jasa Google untuk memasang iklan. Para advertisers ini akan pasang harga bid, dan yang bid dengan harga paling tinggi, websitenya akan muncul paling atas. Apabila users misalnya penulis click pada salah satu dari iklan tersebut, maka advertisers harus membayar kepada Google sesuai dengan harga bid yang di pasang misalnya setiap 1 kali click, Google di bayar $0.5 oleh advertiser.
Pada saat browsing kira-kira ada 49.510 Google search per detik yang di lakukan oleh orang di seluruh dunia (Sumber: Internet Live Statistics), atau setara 4.3 milyar search per hari. Andaikata hanya 1% saja dari total search tersebut yang click pada iklan Google Adwords, dan andaikata per click Google di bayar $0.5, maka per hari Google mencetak kurang lebih $21 juta, atau $7.8 milyar per tahun, dan seluruh revenue ini masuk ke kantong Google karena ini website milik Google sendiri.
Dengan metode bid atau auction (lelang), Google mendapatkan highest possible price yang rela di bayar oleh advertisers. Seandainya Google memasang tarif sendiri misalnya sekian dollar per click, bagi yang merasa terlalu mahal barangkali tidak jadi pasang iklan di Google karena tidak sanggup atau tidak masuk hitung-hitungan bisnisnya, dan bagi yang merasa terlalu murah artinya Google kehilangan revenue dari situ karena sebenarnya mereka rela untuk membayar lebih mahal. Jadi, metode bid merupakan strategi yang sangat bagus dari Google untuk mendapatkan revenue yang terbaik dari market. Google menggunakan algoritma lelang yang kompleks untuk memilih “highest price” dan “most relevant” bid dari advertisers untuk di tampilkan di halaman utama (algoritma itu mereka sebut dengan istilah Ad Rank).
Cara Google Adsense Menghasilkan Duit Bagi Google
Untuk memperluas jangkauannya dalam memasang iklan dan menambah stream of revenue, Google bekerja sama dengan orang lain yang memiliki halaman website sendiri atau kita sebut dengan publishers. Mekanisme kerja sama yang di lakukan adalah revenue sharing, di mana publishers akan mendapatkan (biasanya) 68% dari uang yang di bayarkan oleh advertisers per click, sehingga sisa 32% akan di terima oleh Google. Jadi, Google mendapatkan 32% dari revenue atas website yang bukan miliknya sendiri (tidak di kelola oleh Google).  Dan Google telah memiliki program AdWords yang memasang iklan di websitenya sendiri, jadi Google telah memiliki customers base, sehingga Google dapat menjual program Adsense ini kepada customers atau adverisers yang sama.
Contoh publishers yang bekerja sama dengan Google di antaranya http://www.investopedia.com, http://www.howstuffworks.com, http://www.about.com, dan lainnya yang jumlahnya mungkin puluhan atau ratusan juta website termasuk website blog yang seperti ini; WordPress, Blogger, dan sebagainya.
Gambar di atas ini adalah screen capture contoh Google Adsense di halaman investopedia. Investopedia adalah website yang berisi artikel terkait finance dan investasi dan di bangun oleh orang Canada (established tahun 1999, Investopedia kemudian di beli Forbes dan kemudian di jual kepada ValueClick pada 2010 dengan transaksi penjualan $42 juta; sumber: Wikipedia). Website orang asing, tetapi bisa ada iklan forex dalam bahasa Indonesia di bagian atas website tersebut. Karena mereka tau, pengunjung websitenya (penulis) adalah orang Indonesia (di ketahui dari IP Address nya), dan penulis mengunjungi website Investopedia, tentunya penulis adalah orang yang tertarik dengan hal-hal berbau investasi, sehingga mereka sodorin iklan Forex. Apabila kita tutup halaman website tersebut, kemudian kita buka lagi, iklan yang muncul bisa saja berbeda-beda, misalnya berikutnya yang muncul adalah iklan Agoda, dan sebagainya.
Sama seperti dalam berdagang, yang menghasilkan duit lebih banyak akan mendapatkan perhatian dan treatment lebih bagus. Premium publishers atau publishers yang websitenya terkenal, memiliki banyak traffic, akan mendapatkan perlakuan khusus dari Google. Karena semakin banyak pengunjung sebuah website, kemungkinan iklan Adsense di klik oleh users semakin besar dan semakin banyak, dan semakin besar pula revenue yang akan di terima oleh Google dari advertisers.
Selain di bayar per click, Google juga di bayar dengan metode CPM (Cost per Mille), yaitu misalnya advertisers memiliki target website tertentu yang ingin dia pasang iklannya, maka per 1.000 kali iklannya tampil di website target tersebut, advertisers akan membayar kepada Google sekian dollars, dan Google akan membagi revenue nya dengan publishers.
Sumber Penghasilan Google by Segment

Data di atas yang diambil dari financial highlight nya Google, pie chart tersebut menunjukkan revenue Google berdasarkan segment produk. Jadi, 90% dari revenue Google pada tahun 2014 masih bersumber dari iklan yaitu AdWords dan AdSense. Revenue atau laba kotor dari produk AdSense pada tahun 2014 adalah sebesar $13.9 milyar (sumber: Revenue AdSense) dan memberikan kontribusi 22% terhadap total revenue Google. Google menerima 32% dari program AdSense, artinya nilai market dari Google AdSense adalah $43.4 milyar per tahun, dan publishers mendapatkan 68% atau kurang lebih $29.5 milyar per tahun dengan menampilkan iklan Google di website mereka. Andaikata ada 1 juta website yang bermain di AdSense, dan 90% dari total traffic adanya di 10% dari website yang ada, yaitu 100.000 website, maka masing-masing dari website yang ramai pengunjung tersebut menghasilkan $265,000 per tahun atau kurang lebih Rp. 3,5 milyar per tahun.
Sekarang kita lihat apa saja isi yang 10% tersebut (Other Revenues). Karena dari revenue Google, AdWords tumbuh rerata 20% per tahun, AdSense pertumbuhannya lebih lambat hanya 7% pada tahun 2014, dan yang menakjubkan adalah other revenues yang tumbuh 135% pada tahun 2013, dan 43% pada 2014.
Other revenues mencakup penjualan aplikasi dan media dari Google Play. Jadi, Android boleh gratis, tetapi aplikasinya berbayar. Kemudian sumber revenue lainnya adalah dari penjualan hardware misalnya smartphone Google Nexus, selain itu Google juga penyedia layanan data, dan lain sebagainya.
Google Chrome
Kenapa Google menghabiskan uang untuk menciptakan Google Chrome? Karena alasan strategis:
  1. Dengan Google Chrome –> Google Search akan menjadi default search engine.
  2. Sehingga Google tidak harus share revenues. Apabila pengguna menggunakan misalnya Firefox, maka Google harus membagikan keuntungan dengan Firefox.
  3. Google collect data profile pengguna untuk menyajikan iklan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, Google men track behavior pengguna melalui Google Chrome, bahwa pengguna ini misalnya penulis suka berkunjung ke website terkait traveling “misalnya”, maka ketika penulis membuka website yang memiliki kerja sama dengan Google melalui program AdSense, misalnya Investopedia, Google akan mem-push iklan terkait traveling misalnya Agoda, atau Booking.com, dan sebagainya.
Android
  1. Android mendorong pengguna untuk menggunakan produk Google, misalnya Google Chrome, YouTube, Gmail, Google Play, Google Search, dan sebagainya.
  2. Menjaga agar kompetitor tidak mendapatkan posisi strategis tersebut, karena semua aplikasi mobile selalu bernaung di bawah operating system. Seandainya saja kebanyakkan smartphones menggunakan operating system dari Microsoft, maka pasti Microsoft akan push users untuk menggunakan search engine punya Microsoft yaitu Bing, dan Google akan kehilangan market shares dan revenue.
  3. Aplikasi: yaitu penjualan iklan dan aplikasi lewat Google Play.
YouTube
Revenue yang di dapatkan melalui YouTube sebenarnya termasuk kategori AdWords yaitu revenue yang di hasilkan dari website milik Google sendiri, dan iklan-iklan di YouTube juga ada beberapa kategorinya yang tidak akan kita bahas mendetail di sini.
Jadi, sebenarnya YouTube bukan lah kontributor atas 10% other revenues, hanya saja ada beberapa poin menarik dari YouTube. Akuisisi YouTube merupakan contoh akuisisi sinergi yang sangat bagus.
  1. Google telah memiliki relationship dengan jutaan advertisers sebelum akuisisi YouTube. YouTube sendiri tidak memiliki customer base sebesar itu, hanya saja YouTube memiliki traffic dan pengguna yang jumlahnya sangat besar, dan trend nya akan terus berkembang seiring dengan semakin baiknya infrasatruktur telekomunikasi di mana akses data semakin mudah dan cepat (untuk streaming video online).
  2. Sehingga berikutnya setelah memiliki YouTube adalah, Google pump in iklan dari advertisers. Iklan di YouTube cukup mahal, tetapi masih lebih murah jika dibandingkan dengan iklan di TV.
  3. Competitive benefit atau value yang di miliki oleh YouTube adalah apabila seseorang tidak ingin menonton iklan tersebut, maka user tersebut tinggal skip iklannya, sehingga advertisers tidak perlu membayar kepada penyedia jasa iklan. Berbeda kalau advertisers memasang iklan di tv, kalau orang tidak buka tivi atau kalau orang sedang sibuk dan pergi membuat kopi saat iklan, orang tersebut tidak menonton iklan tersebut, tetapi advertisers tetap harus bayar kepada stasiun TV.
  4. Dengan akuisisi YouTube, Google seolah-olah menjadi lowcost provider untuk video based advertisement yang biasanya hanya ada di TV.
Dengan keadaan Google sekarang, Google memiliki beberapa competitive advantage:
  1. Barrier to entry semakin besar bagi pemain baru di bidang yang sama, karena Google telah memiliki relationship yang baik dengan jutaan advertisers dan publishers.
  2. Semakin banyak orang menggunakan google, semakin banyak advertisers yang rela untuk masang iklan, dan semakin banyak advertisers memasang iklan, semakin banyak orang bid di Google, maka semakin banyak uang yang dihasilkan oleh google.
  3. Semakin banyak uang yang bisa dihasilkan google, semakin banyak yang dapat Google invest di R&D untuk improve google products dan google search, dan dengan products yang semakin bagus dan terus menerus di improve, kompetitors dan pemain baru memerlukan effort yang cukup besar juga untuk bisa mengikuti gerakannya Google. Sepanjang tahun 2014, Google spend $9.6 milyar hanya untuk R&D, dan mereka memiliki 24 team yang berbeda-beda untuk riset.
Digging the Moat atau Menggali Parit
Kata ini di kutip dari Warren Buffett, beliau mengatakan bahwa bisnis yang bagus dengan return yang tinggi ibarat sebuah istana. Bisnis yang lain akan berusaha untuk mencuri istana anda, jadi sebaiknya anda bikin parit di sekeliling istana untuk melindungi diri anda. Google menggali dan memperbesar paritnya untuk menjaga bisnis intinya.
Di pusat ada google search, yaitu ada adwords program, di mana google membangun dan memiliki relationship dengan jutaan advertisers. Yang di mana kemudian Google manfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi advertisersnya melalui program Google AdSense. Google kemudian membangun Google Maps dan Google Chrome dengan tujuan untuk menampilkan iklan yang tepat sasaran sehingga iklan yang di tampilkan menjadi lebih valuable bagi rekanan advertisers nya. Dengan demikian Google AdSense menjadi lebih bernilai di bandingkan dengan kompetitor Google yang tidak memiliki atau menyediakan browser untuk menganalisa users behavior.
Selangkah lebih jauh lagi, dapat kita lihat Google mengakuisisi YouTube, menciptakan Blogger, untuk menghasilkan lebih banyak traffic. Karena semakin besar traffic adalah semakin besar revenue bagi Google (Berbeda kalau bagi operator telekomunikasi, semakin besar traffic, spending untuk membangun infrastruktur semakin besar, dan tidak mudah untuk menaikkan tarif ke pelanggan). Kemudian, Google menciptakan consumer products seperti ChromeBook, Google Nexus, di mana produk tersebut memanfaatkan nama besar Google, dan dari sisi sebaliknya, dari consumer produk yang terjual, Google mendorong users untuk terus memakai produk dari Google seperti YouTube, Google Search, Chrome, dan lain sebagainya.
Seandainya saja Google tidak melakukan ekspansi, menggali parit, dan hanya bertahan dengan Google Search, sementara competitors yang lain melakukan hal yang saat ini di lakukan oleh Google, misalnya menciptakan browser yang bagus, atau membeli Android, atau menciptakan jaringan semacam blogger untuk menciptakan lebih banyak publishers, dan kemudian mendorong users untuk menggunakan search engine mereka, maka Google mungkin sudah dalam keadaan berat saat ini.
Di luar dari itu, Google juga merambah bisnis berbasis komisi seperti misalnya:
  1. Google Flight Search: untuk mencari tiket pesawat terbang, kalau untuk Indonesia penulis coba lihat, harga dari Google kurang kompetitif, mungkin belum mereka seriuskan di situ.
  2. Google Hotel Search.
  3. Google Compare: untuk membandingkan produk, misalnya asuransi mobil, ketika users menggunakan jasa Google untuk compare suatu produk dan deal, maka Google akan mendapatkan komisi.
  4. Google Shopping.
Freemium
Freemium adalah model bisnis di mana Google menawarkan fitur basic kepada pengguna dengan batasan tertentu, dan kemudian pengguna harus membayar untuk mendapatkan fitur extra. Misalnya:
  1. Google Drive
  2. Google Analytics: Google analytics adalah engine dari Google yang melakukan analisa, misalnya anda memiliki sebuah website, dan anda ingin tau berapa banyak traffic yang di dapat, dari mana traffic tersebut berasal, apa yang orang cari sehingga sampai mendarat di website anda, dan lain sebagainya. Premium Google Analytics di tawarkan oleh Google dengan harga $150,000 per tahun. Analytic penting bagi business owner, misalnya dengan bisa mendapatkan behavior dari masyarakat, penjual bakso dapat mengetahui misalnya masyarakat di daerah ini sukanya bakso ikan, masyarakat daerah ini sukanya bakso sapi, yang ini suka pedas, yang itu suka manis, sehingga penjual dapat menawarkan produk yang tepat kepada orang yang tepat.
Jadi, sementara kita menggunakan produk dari Google dengan nyaman, tanpa kita sadari sebenarnya pemilik Google tersenyum ceria karena mendapatkan uang dari situ. China; negara komunis, tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tersebut, sehingga mereka blokir Google dan mereka ciptakan search engine mereka sendiri: Baidu. Saat ini, Google masih rajanya search engine dengan market share global sekitar 70%. (Sumber: Netmarketshare)

Sumber:
https://bangliman.wordpress.com/2015/07/03/bagaimana-cara-google-menghasilkan-uang/

Economics of Scopes

Economies of scope adalah situasi dimana joint output dari satu perusahaan lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai ol...