Kamis, 26 Oktober 2017

Cara Google Mendapatkan Uang

Google, search engine dengan nilai assets sebesar US$133 milyar per Maret 2015, dengan laba bersih sepanjang tahun 2014 sebesar US$14.5 milyar atau setara dengan kurang lebih Rp. 188 triliun (Sumber: Google Financial Statement). Dari mana kah Google mendapatkan laba bersih $14.5 milyar per tahun tersebut? Google tidak menjual properti yang sedang hot beberapa tahun terakhir ini yang nilainya mahal puluhan atau bahkan ratusan milyar per unit nya, tidak juga menjual mobil, atau kapal, atau pesawat terbang yang harganya setinggi langit. Sejatinya, Google adalah perusahaan penyedia jasa iklan, Google hanya jualan iklan saja, meskipun belakangan ini Google melakukan ekspansi ke beberapa bidang lainnya, tetapi main business dari Google adalah: iklan.
Ada 2 sumber utama revenue bagi Google yaitu:
  1. Google AdWords (Website milik Google): Yaitu iklan yang di pasang di website milik Google sendiri seperti Google.com, Google.co.id, Google.co.uk, Youtube, dan sebagainya.
  2. Google Adsense (Website milik orang lain): Yaitu iklan yang di pasang di website yang bukan milik Google, jadi Google menjual jasa iklan kepada orang lain on behalf of pemilik website tersebut.
Cara Google AdWords Menghasilkan Duit Bagi Google
Contoh Google AdWords itu misalnya:


Ketika kita search dengan keywords “rumah bekas jakarta”, Google akan menampilkan website yang berkaitan dengan apa yang penulis cari, dan kemudian Google tambahkan beberapa iklan dari hasil search tersebut. Iklan tersebut di tandai dengan tulisan “Ad” berwarna kuning. Jadi, Google menampilkan apa yang users cari, sekaligus memberikan iklan yang relevan dengan apa yang di cari.

Google Adwords adalah senjata pamungkasnya Google. Jadi, dari contoh di atas ada beberapa iklan website yang menjual rumah bekas, mereka kita sebut advertisers yaitu perusahaan yang menggunakan jasa Google untuk memasang iklan. Para advertisers ini akan pasang harga bid, dan yang bid dengan harga paling tinggi, websitenya akan muncul paling atas. Apabila users misalnya penulis click pada salah satu dari iklan tersebut, maka advertisers harus membayar kepada Google sesuai dengan harga bid yang di pasang misalnya setiap 1 kali click, Google di bayar $0.5 oleh advertiser.
Pada saat browsing kira-kira ada 49.510 Google search per detik yang di lakukan oleh orang di seluruh dunia (Sumber: Internet Live Statistics), atau setara 4.3 milyar search per hari. Andaikata hanya 1% saja dari total search tersebut yang click pada iklan Google Adwords, dan andaikata per click Google di bayar $0.5, maka per hari Google mencetak kurang lebih $21 juta, atau $7.8 milyar per tahun, dan seluruh revenue ini masuk ke kantong Google karena ini website milik Google sendiri.
Dengan metode bid atau auction (lelang), Google mendapatkan highest possible price yang rela di bayar oleh advertisers. Seandainya Google memasang tarif sendiri misalnya sekian dollar per click, bagi yang merasa terlalu mahal barangkali tidak jadi pasang iklan di Google karena tidak sanggup atau tidak masuk hitung-hitungan bisnisnya, dan bagi yang merasa terlalu murah artinya Google kehilangan revenue dari situ karena sebenarnya mereka rela untuk membayar lebih mahal. Jadi, metode bid merupakan strategi yang sangat bagus dari Google untuk mendapatkan revenue yang terbaik dari market. Google menggunakan algoritma lelang yang kompleks untuk memilih “highest price” dan “most relevant” bid dari advertisers untuk di tampilkan di halaman utama (algoritma itu mereka sebut dengan istilah Ad Rank).
Cara Google Adsense Menghasilkan Duit Bagi Google
Untuk memperluas jangkauannya dalam memasang iklan dan menambah stream of revenue, Google bekerja sama dengan orang lain yang memiliki halaman website sendiri atau kita sebut dengan publishers. Mekanisme kerja sama yang di lakukan adalah revenue sharing, di mana publishers akan mendapatkan (biasanya) 68% dari uang yang di bayarkan oleh advertisers per click, sehingga sisa 32% akan di terima oleh Google. Jadi, Google mendapatkan 32% dari revenue atas website yang bukan miliknya sendiri (tidak di kelola oleh Google).  Dan Google telah memiliki program AdWords yang memasang iklan di websitenya sendiri, jadi Google telah memiliki customers base, sehingga Google dapat menjual program Adsense ini kepada customers atau adverisers yang sama.
Contoh publishers yang bekerja sama dengan Google di antaranya http://www.investopedia.com, http://www.howstuffworks.com, http://www.about.com, dan lainnya yang jumlahnya mungkin puluhan atau ratusan juta website termasuk website blog yang seperti ini; WordPress, Blogger, dan sebagainya.
Gambar di atas ini adalah screen capture contoh Google Adsense di halaman investopedia. Investopedia adalah website yang berisi artikel terkait finance dan investasi dan di bangun oleh orang Canada (established tahun 1999, Investopedia kemudian di beli Forbes dan kemudian di jual kepada ValueClick pada 2010 dengan transaksi penjualan $42 juta; sumber: Wikipedia). Website orang asing, tetapi bisa ada iklan forex dalam bahasa Indonesia di bagian atas website tersebut. Karena mereka tau, pengunjung websitenya (penulis) adalah orang Indonesia (di ketahui dari IP Address nya), dan penulis mengunjungi website Investopedia, tentunya penulis adalah orang yang tertarik dengan hal-hal berbau investasi, sehingga mereka sodorin iklan Forex. Apabila kita tutup halaman website tersebut, kemudian kita buka lagi, iklan yang muncul bisa saja berbeda-beda, misalnya berikutnya yang muncul adalah iklan Agoda, dan sebagainya.
Sama seperti dalam berdagang, yang menghasilkan duit lebih banyak akan mendapatkan perhatian dan treatment lebih bagus. Premium publishers atau publishers yang websitenya terkenal, memiliki banyak traffic, akan mendapatkan perlakuan khusus dari Google. Karena semakin banyak pengunjung sebuah website, kemungkinan iklan Adsense di klik oleh users semakin besar dan semakin banyak, dan semakin besar pula revenue yang akan di terima oleh Google dari advertisers.
Selain di bayar per click, Google juga di bayar dengan metode CPM (Cost per Mille), yaitu misalnya advertisers memiliki target website tertentu yang ingin dia pasang iklannya, maka per 1.000 kali iklannya tampil di website target tersebut, advertisers akan membayar kepada Google sekian dollars, dan Google akan membagi revenue nya dengan publishers.
Sumber Penghasilan Google by Segment

Data di atas yang diambil dari financial highlight nya Google, pie chart tersebut menunjukkan revenue Google berdasarkan segment produk. Jadi, 90% dari revenue Google pada tahun 2014 masih bersumber dari iklan yaitu AdWords dan AdSense. Revenue atau laba kotor dari produk AdSense pada tahun 2014 adalah sebesar $13.9 milyar (sumber: Revenue AdSense) dan memberikan kontribusi 22% terhadap total revenue Google. Google menerima 32% dari program AdSense, artinya nilai market dari Google AdSense adalah $43.4 milyar per tahun, dan publishers mendapatkan 68% atau kurang lebih $29.5 milyar per tahun dengan menampilkan iklan Google di website mereka. Andaikata ada 1 juta website yang bermain di AdSense, dan 90% dari total traffic adanya di 10% dari website yang ada, yaitu 100.000 website, maka masing-masing dari website yang ramai pengunjung tersebut menghasilkan $265,000 per tahun atau kurang lebih Rp. 3,5 milyar per tahun.
Sekarang kita lihat apa saja isi yang 10% tersebut (Other Revenues). Karena dari revenue Google, AdWords tumbuh rerata 20% per tahun, AdSense pertumbuhannya lebih lambat hanya 7% pada tahun 2014, dan yang menakjubkan adalah other revenues yang tumbuh 135% pada tahun 2013, dan 43% pada 2014.
Other revenues mencakup penjualan aplikasi dan media dari Google Play. Jadi, Android boleh gratis, tetapi aplikasinya berbayar. Kemudian sumber revenue lainnya adalah dari penjualan hardware misalnya smartphone Google Nexus, selain itu Google juga penyedia layanan data, dan lain sebagainya.
Google Chrome
Kenapa Google menghabiskan uang untuk menciptakan Google Chrome? Karena alasan strategis:
  1. Dengan Google Chrome –> Google Search akan menjadi default search engine.
  2. Sehingga Google tidak harus share revenues. Apabila pengguna menggunakan misalnya Firefox, maka Google harus membagikan keuntungan dengan Firefox.
  3. Google collect data profile pengguna untuk menyajikan iklan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, Google men track behavior pengguna melalui Google Chrome, bahwa pengguna ini misalnya penulis suka berkunjung ke website terkait traveling “misalnya”, maka ketika penulis membuka website yang memiliki kerja sama dengan Google melalui program AdSense, misalnya Investopedia, Google akan mem-push iklan terkait traveling misalnya Agoda, atau Booking.com, dan sebagainya.
Android
  1. Android mendorong pengguna untuk menggunakan produk Google, misalnya Google Chrome, YouTube, Gmail, Google Play, Google Search, dan sebagainya.
  2. Menjaga agar kompetitor tidak mendapatkan posisi strategis tersebut, karena semua aplikasi mobile selalu bernaung di bawah operating system. Seandainya saja kebanyakkan smartphones menggunakan operating system dari Microsoft, maka pasti Microsoft akan push users untuk menggunakan search engine punya Microsoft yaitu Bing, dan Google akan kehilangan market shares dan revenue.
  3. Aplikasi: yaitu penjualan iklan dan aplikasi lewat Google Play.
YouTube
Revenue yang di dapatkan melalui YouTube sebenarnya termasuk kategori AdWords yaitu revenue yang di hasilkan dari website milik Google sendiri, dan iklan-iklan di YouTube juga ada beberapa kategorinya yang tidak akan kita bahas mendetail di sini.
Jadi, sebenarnya YouTube bukan lah kontributor atas 10% other revenues, hanya saja ada beberapa poin menarik dari YouTube. Akuisisi YouTube merupakan contoh akuisisi sinergi yang sangat bagus.
  1. Google telah memiliki relationship dengan jutaan advertisers sebelum akuisisi YouTube. YouTube sendiri tidak memiliki customer base sebesar itu, hanya saja YouTube memiliki traffic dan pengguna yang jumlahnya sangat besar, dan trend nya akan terus berkembang seiring dengan semakin baiknya infrasatruktur telekomunikasi di mana akses data semakin mudah dan cepat (untuk streaming video online).
  2. Sehingga berikutnya setelah memiliki YouTube adalah, Google pump in iklan dari advertisers. Iklan di YouTube cukup mahal, tetapi masih lebih murah jika dibandingkan dengan iklan di TV.
  3. Competitive benefit atau value yang di miliki oleh YouTube adalah apabila seseorang tidak ingin menonton iklan tersebut, maka user tersebut tinggal skip iklannya, sehingga advertisers tidak perlu membayar kepada penyedia jasa iklan. Berbeda kalau advertisers memasang iklan di tv, kalau orang tidak buka tivi atau kalau orang sedang sibuk dan pergi membuat kopi saat iklan, orang tersebut tidak menonton iklan tersebut, tetapi advertisers tetap harus bayar kepada stasiun TV.
  4. Dengan akuisisi YouTube, Google seolah-olah menjadi lowcost provider untuk video based advertisement yang biasanya hanya ada di TV.
Dengan keadaan Google sekarang, Google memiliki beberapa competitive advantage:
  1. Barrier to entry semakin besar bagi pemain baru di bidang yang sama, karena Google telah memiliki relationship yang baik dengan jutaan advertisers dan publishers.
  2. Semakin banyak orang menggunakan google, semakin banyak advertisers yang rela untuk masang iklan, dan semakin banyak advertisers memasang iklan, semakin banyak orang bid di Google, maka semakin banyak uang yang dihasilkan oleh google.
  3. Semakin banyak uang yang bisa dihasilkan google, semakin banyak yang dapat Google invest di R&D untuk improve google products dan google search, dan dengan products yang semakin bagus dan terus menerus di improve, kompetitors dan pemain baru memerlukan effort yang cukup besar juga untuk bisa mengikuti gerakannya Google. Sepanjang tahun 2014, Google spend $9.6 milyar hanya untuk R&D, dan mereka memiliki 24 team yang berbeda-beda untuk riset.
Digging the Moat atau Menggali Parit
Kata ini di kutip dari Warren Buffett, beliau mengatakan bahwa bisnis yang bagus dengan return yang tinggi ibarat sebuah istana. Bisnis yang lain akan berusaha untuk mencuri istana anda, jadi sebaiknya anda bikin parit di sekeliling istana untuk melindungi diri anda. Google menggali dan memperbesar paritnya untuk menjaga bisnis intinya.
Di pusat ada google search, yaitu ada adwords program, di mana google membangun dan memiliki relationship dengan jutaan advertisers. Yang di mana kemudian Google manfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi advertisersnya melalui program Google AdSense. Google kemudian membangun Google Maps dan Google Chrome dengan tujuan untuk menampilkan iklan yang tepat sasaran sehingga iklan yang di tampilkan menjadi lebih valuable bagi rekanan advertisers nya. Dengan demikian Google AdSense menjadi lebih bernilai di bandingkan dengan kompetitor Google yang tidak memiliki atau menyediakan browser untuk menganalisa users behavior.
Selangkah lebih jauh lagi, dapat kita lihat Google mengakuisisi YouTube, menciptakan Blogger, untuk menghasilkan lebih banyak traffic. Karena semakin besar traffic adalah semakin besar revenue bagi Google (Berbeda kalau bagi operator telekomunikasi, semakin besar traffic, spending untuk membangun infrastruktur semakin besar, dan tidak mudah untuk menaikkan tarif ke pelanggan). Kemudian, Google menciptakan consumer products seperti ChromeBook, Google Nexus, di mana produk tersebut memanfaatkan nama besar Google, dan dari sisi sebaliknya, dari consumer produk yang terjual, Google mendorong users untuk terus memakai produk dari Google seperti YouTube, Google Search, Chrome, dan lain sebagainya.
Seandainya saja Google tidak melakukan ekspansi, menggali parit, dan hanya bertahan dengan Google Search, sementara competitors yang lain melakukan hal yang saat ini di lakukan oleh Google, misalnya menciptakan browser yang bagus, atau membeli Android, atau menciptakan jaringan semacam blogger untuk menciptakan lebih banyak publishers, dan kemudian mendorong users untuk menggunakan search engine mereka, maka Google mungkin sudah dalam keadaan berat saat ini.
Di luar dari itu, Google juga merambah bisnis berbasis komisi seperti misalnya:
  1. Google Flight Search: untuk mencari tiket pesawat terbang, kalau untuk Indonesia penulis coba lihat, harga dari Google kurang kompetitif, mungkin belum mereka seriuskan di situ.
  2. Google Hotel Search.
  3. Google Compare: untuk membandingkan produk, misalnya asuransi mobil, ketika users menggunakan jasa Google untuk compare suatu produk dan deal, maka Google akan mendapatkan komisi.
  4. Google Shopping.
Freemium
Freemium adalah model bisnis di mana Google menawarkan fitur basic kepada pengguna dengan batasan tertentu, dan kemudian pengguna harus membayar untuk mendapatkan fitur extra. Misalnya:
  1. Google Drive
  2. Google Analytics: Google analytics adalah engine dari Google yang melakukan analisa, misalnya anda memiliki sebuah website, dan anda ingin tau berapa banyak traffic yang di dapat, dari mana traffic tersebut berasal, apa yang orang cari sehingga sampai mendarat di website anda, dan lain sebagainya. Premium Google Analytics di tawarkan oleh Google dengan harga $150,000 per tahun. Analytic penting bagi business owner, misalnya dengan bisa mendapatkan behavior dari masyarakat, penjual bakso dapat mengetahui misalnya masyarakat di daerah ini sukanya bakso ikan, masyarakat daerah ini sukanya bakso sapi, yang ini suka pedas, yang itu suka manis, sehingga penjual dapat menawarkan produk yang tepat kepada orang yang tepat.
Jadi, sementara kita menggunakan produk dari Google dengan nyaman, tanpa kita sadari sebenarnya pemilik Google tersenyum ceria karena mendapatkan uang dari situ. China; negara komunis, tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tersebut, sehingga mereka blokir Google dan mereka ciptakan search engine mereka sendiri: Baidu. Saat ini, Google masih rajanya search engine dengan market share global sekitar 70%. (Sumber: Netmarketshare)

Sumber:
https://bangliman.wordpress.com/2015/07/03/bagaimana-cara-google-menghasilkan-uang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Economics of Scopes

Economies of scope adalah situasi dimana joint output dari satu perusahaan lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai ol...